Laman

Minggu, 20 Februari 2011

Tugas IBD Bab 3


A.    PENGERTIAN PENDERIATAAN

            Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
            Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Penderitaan akan dialami oleh siapa saja, hal itu sudah merupakan resiko hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umat-Nya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dari-Nya.
                        Study Kasus  :
Manusia, merupakan suatu makhluk yang sangat kompleks, selain mempunyai rasa kasih dan cinta, ternyata manusia juga mempunyai apa itu rasa penderitaan, sebagai salah satunya adalah kekalutan mental.
seperti yang ada pada kehidupan sehari-hari, banyak manusia yang mengalami masalah kekalutan mental, misal, seorang mahasiswa yang akan melakukan kegiatan sidang untuk besok (presentasi skirpsi), tak sedikit darinya yang pasti akan merasakan grogi yang luar biasa, dan biasanya akan timbul penampakan gejalanya baik fisik maupun rohani.
ada kala juga jika seorang manusia remaja yang sedang mengalami patah hati dikarenakan ada penolakan di dalam cinta, maka secara reflek kejiwaannya akan mengalami kekalutan (meskipun hanya bersifat sementara).
misal juga, ada seorang yang sudah ditanggung jawabkan dalam kepercayaan yang sangat penting, namun disaat itu juga dia melakukan kesalahan yang besar, dan sehingga membuat namanya tercoreng, dan kebanyakan tipe orang seperti ini (meskipun bukan mayoritas) hanya lari dari masalahnya, sebenarnya dia ingin menyelesaikan masalahnya, tetapi akan ketakutan yang besar akan kesalahan yang dia perbuat, maka dia lebih memilih untuk mundur dari masalah.
                        Opini   :
            Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyak macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi pendertaan dalam hidupnya? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis,penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan resiko karena seseorang mau hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi. 


B.     PENGERTIAN SIKSAAN

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
            Didalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia diakhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orag musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri,  makan harta anak yatim, dsb. Antara lain, ayat 40 surat Al Ankabut menyatakan       :
“ masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaun Aad, yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan kedalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh.
Study Kasus  :
TKW Digunting Mulutnya
Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim Syaefuddin mendesak agar kasus penganiayaan TKW Sumiati (23) di Maddinah, Arab Saudi, diusut tuntas. Menurutnya, penganiayaan terhadap Sumiati amat memukul rasa kemanusiaan dan harga diri bangsa.
“Akhiri penderitaan TKI di luar negeri. Akhiri martabat anak bangsa yang selalu di lecehkan, “ katanya seperti dilansir Kompas.com.
Sumiati, asal Dompu Bima Nusa Tenggara Barat, kini dirawat di RS King Fahd, Mirlina. Seluruh bagian tubuhnya luka karena disiksa majikannya. Bahkan, mulut Sumiati digunting.
“Dia tak ingin tinggal disini dan ingin pulang ke Indonesia secepatnya,” kata petugas RS, seperti di lansir Saudi Gazzete edisi kemarin.
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, memerintahkan aparatnya untuk menangani kasus Sumiati. Menurutnya, BNP2TKI sudah melakukan koordinasi dengan perwakilan RI di Jeddah terkait dengan perkembangan kasus maupun perawatan terhadap Sumiati tersebut.
“Tindakan keluarga majikan Sumiati itu bentuk penyiksaan yang keji atau perbuatan dengan cara-cara orang biadab,” jelas Jumhur.
Ia meminta kepolisian di Arab Saudi secepatnya menyeret pihak majikan dan memberi sanksi hukuman seberat-beratnya. BNP2TKI juga akan mengurus hak-hak Sumiati terkait ganti rugi materil serta non-materil.
‘Ini bukan pertama kali kasus penganiayaan terjadi. Tindakan seperti ini jelas tidak pantas kita terima, saya yakin pemerintah Arab Saudi akan menajukannya ke ranah hukum demi kehormatan negaranya,” tandasnya. (Palmerah- Warta Kota)
       Opini   :
Menurut saya, siksaan yag dialami oleh Sumiati itu harus ditindak lanjut karena itu merupakan tindakan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan oleh seorang majikan kepada pembantunya.

Selasa, 15 Februari 2011

Tugas IBD Bab 2

Nama     : Ria Setia
Kelas     : 1 KA 33
NPM     : 15110853
A.   PENGERTIAN CINTA KASIH
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cintakasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hamper bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti Perintah-Nya, dan berpegang teguh syariat-Nya.
Study Kasus :
  Aktor & aktris nya cowo A, cewe A & cewe B. Cewe A & cewe B besahabat akrab, begitu juga dengan si cowo A. Cowo A suka cewe A, sebaliknya, cewe A suka cowo A, tapi saling menutupi. Cewe B terlalu akrab dengan cowo A, mengakibatkan cewe A cemburu. Cemburu tunanetra malah, yang mengakibatkan hubungan persahabatan cowo A & cewe B renggang. Menurutku, yg dimiliki cewe A bukan cinta melainkan nafsu, hanya nafsu ingin memiliki. Karena cinta bukanlah sesuatu yang diciptakan untuk merusak. Hal ini juga kemungkinan akan melunturkan perasaan cowo A kepada cewe A, jadi harus dihindari.
Opini :
Cinta itu tidak dapat dilihat wujudnya,tapi bisa dirasakan dan dilakukan

A.   3 UNSUR TENTANG CINTA
Menurut Dr.Sarlito W. Sarwono bahwa cinta memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan.
1.      Keterikatan adalah adanya perasaan untuk bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain keccuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk dia.
2.      Keintiman adalah adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti kamu digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dsb.
3.      Kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang dst.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut yang menunjukkan segitiga cinta:

Sumber  : ( Widyo Nugroho dan Achmad Muchji;  Ilmu Budaya Dasar ; Gunadarma,  Depok Juni 1996. )
Study Kasus :
Dalam bukunya seni mencinta, Erich Fromm menyebutkan, bahwa cinta itu terutama memberi, bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam memberi ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan. Pada pengasuhan contoh yang paling menonjol adalah cinta seorang ibu pada anaknya; bagaimana seorang ibu dengan rasa cinta kasihnya mangasuh anaknya dengan sepenuh hati. Sedang dengan tanggung jawab dalam arti benar adalah sesuatu tindakan yang sama sekali suka rela yang dalam kasus hubungan ibu dan anak bayinya menunjukkan penyelenggaraan atas hubungan fisik. Unsur yang ketiga adalah perhatian yang berarti memperhatikan bahwa pribadi lain itu hendaknya berkembang dan membuka din sebagaimana adanya. Yang ke empat adalah pengenalan yang merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia. Dengan ke empat unsur tersebut, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan, suatu cinta dapat dibina secara lebih baik.
Opini :
Unsur-unsur cinta itu menjelaskan apa saja yang harus kita lakukan untuk menunjukan rasa cinta kita kepada siapapun.

Tugas IBD Bab 1

Nama    : Ria Setia
Kelas     : 1 KA 33
NPM     : 15110853


HAKEKAT MANUSIA

·         Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

·         Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusi dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal (rasio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya persaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada 2 macam yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah  rangsangan jasmani melalui panca indra, tingkatny rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
1.      Perasaan intelektual yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2.      Perasaan estesis yaitu perasaan yang berkenaan dengan keindahan.
3.      Perasaan etis yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
4.   Perasaan diri yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain.
5.   Perasaan sosial yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
6.   Perasaan religius yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.

·         Makhluk biokultural yaitu makhlik hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi atonomi, fisiologi, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dsb. Sebagai makhluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi-segi : kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dsb.

·       Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkirt adalah makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungannnya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hokum alamiah pula.

Sumber  : ( Widyo Nugroho dan Achmad Muchji;  Ilmu Budaya Dasar ; Gunadarma,  Depok Juni 1996. )

Study kasus :
Setiap orang yang merasa unggul pasti mempunyai alasan. Meskipun mungkin perasaannya itu adalah buah dari kecongkakan. Memang benar, kemampuan yang kita miliki harus diaplikasikan dan dipublikasikan pada orangf lain, agar mnereka tahu potensi kita. Masalahnya, interpretasi orang lain akan epengakuan kita mengenai potensi diri kadang tak seperti yang diharapkan. Namun kita harus memungkiri jika kesombongan adalah sifat alamiah manusia, dimana hal itu dapat kapan saja muncul, baiik sengaja ataupun tidak. Biasanya muncul saat kita sedang dalam posisi “diatas”. Maka tak ada salahnya untuki mengungat-ingat kelemahan diri kita dan mengakui keunggulan orang lain, untuki menetralisir “keakuan” diri yang berbuntut kesombongan yang mungkin tidak disengaja.
Ada sebuah kasus, seorang Mahasiswa yabg beridealisme “tinggi” mempunyai pemahaman yang berbeda dengan Mahasiswa umumnya, terutama dalam hal politik. Ia selalu menganggap rendah dan salah pemahaman orang lain akan fenomena politik. Memang kualitas analisanya dapat dikatakan baik jika dibandingkan Mahasiswa lain di Fakultasnya, hal itu karena Ia sangat rajijn membaca buku yang berkaitan dengan filsafat, dan politik. Pada suatu ketika Ia mendebat dosennya mengenai masalah partai politiik di Indonesia, Sang dosenpun merasa kalah. Sebagai dosen yang bijaksana, Ia mengakui analisa Mahasiswa tersebut diatas rata-rata. Begitupun dengan dosen-dosen yang lain juga memberi apresiasi plus terhadap Mahasiswa ini. Tetapi tampaknya Si Mahasiswa ini kurang bisa memahami arti sebuah empati. Ia makin sombong dengan “idealismenya”. Lama-lama dosenpun merasa jengah dengan tingkah lakunya. Walhasil, Ia mendapat nilai C untuik mata kuliah Sistem Politik Indonesia karena dianggap membangkang pada dosen. Pembangkangan yang Ia lakukan adalah dengan sengaja tidak mengumpulkan tugas akhir, yang merupakan sarana untuk menambah nilai. Masalahnya adalah Sang dosen merasa geram dengan tingkah lakunya yang sangat menyepelekan.
    Opini  :  
Kasus diatas adalah fiktif. Meski ada beberapa kasus nyata yang mirip. Dapat kita pahami, kesombongan yang terjadi tanpa kesengajaan dapat menjadi bumerang. Tuhan mengkaruniakan kita otak dan akal budi untuk menjadi makhluk sempurna di dunia ini. Namun kesempurnaan kita hanya sebatas diperbandingkabn dengan hewan dan tumbuhan. Jiak dengan manusia lain, tentu bersifat komplementer. Nah,karena bersifat komplementer seharusnya kita bersyukur ada orang lain, inilah hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Menyoal makhluk sosial, sangat kontras dengan perilaku manusia pada kenyataannya. Banyak yang tak menyadari hakikat makhluk sosial. Ironisnya, hal ini terjadi kebanyakan pada kalangan atas yang seharusnya menjadi contoh. Kalngan atas merasa lebih daripada kalngan yang Ia anggap dibaswahnya. Seperti kasus Mahasiswa diatas, suatu saat kalangan yang sombong secara tidak sengaaja pasti akan jatuh karena sesuatu hal yang tidak Ia duga.
Tak heran dalam ajaran agama Hindu, ada ajaran tentang hukum karma. Dalam ajaran Islam ada surga dan neraka.Dan ada falsafah Jawa yang mengatakan aja dumeh. Ajaran tersebut sangat suci tentunya, dan tak perlu diperdebatkan. Karena mengingatkan kita akan pembalasan perbuatan kita. Hikmahnya kita harus selalu sadar akan kelemahan, dan posisi kita sebagai makhluk yang komplementer dengahn makhluk lainnya. Karena perbuatan dosa yang sering dilakukan, adalah perbuatan yang menyakiti orang lain. Jamgan sampai kita merusak hubungan kita yang saling melengkapi dengan orang lain.